Di artikel sebelumnya Smesco telah mengulas ‘How to Develop a Product’ bagian pertama mengenai membuat konsep dan desain produk sehingga dapat menghasilkan sampel produk yang dapat berfungsi secara penuh. Kali ini, Smesco akan mengulas bagian keduanya yaitu Menguji Coba Produk Sampel.

Baca : How to Develop a Product Part 1 – Concepting New Product

Setelah berhasil membuat konsep dan mendesain produk, langkah selanjutnya adalah menguji produk. Sebagai pelaku usaha, Kamu harus memastikan bahwa produk yang telah didesain memenuhi standar kualitas dan kebutuhan pasar sebelum diluncurkan secara resmi. Pengujian produk merupakan langkah penting dalam menguji fungsionalitas, daya tahan, dan respon pasar dari produk yang telah dibuat. Dengan proses ini, peluang untuk memperbaiki dan menyempurnakan produk menjadi lebih besar sebelum memasuki tahap produksi masal.

Dalam melakukan uji coba terhadap suatu produk, ada beberapa tahapan yang harus Kamu ikuti untuk memastikan kesuksesan produkmu di pasar. Mau tau apa saja tahapannya? Yuk, simak terus informasi lengkapnya!

1.    Gunakan Produk yang Kamu Ciptakan Sendiri

Karena Kamu adalah orang pertama yang memiliki ide dibalik produk tersebut, lakukanlah uji coba sendiri untuk melihat bagaimana kinerjanya. Jangan terlalu khawatir dan berfikiran negatif, luangkan waktu untuk berfikir positif dengan memikirkan produk yang sedang di uji dan mencatat setiap perbaikan yang terlihat saat menggunakannya.

Katakanlah produk yang ingin di uji adalah sepatu kets dengan campuran kulit. Selama pengujian, dokumentasikan pengalamanmu ketika menggunakan sepatu tersebut agar tercatat semua aspek baik dan buruknya. Dokumentasi ini dapat membantumu untuk mengulas semua detail penting dari proses produk.

Selain menggunakan sepatu tersebut secara biasa, coba untuk menggunakanannya dengan cara yang tidak biasa atau cara pakai yang salah. Ini akan membantumu untuk lebih memahami kekuatan dan kelemahan sepatu tersebut. Seberapa baik sepatu tersebut tahan dalam penggunaan sehari-hari yang kasar, seperti terkena air, dibawa berlari, terlempar atau terjatuh. Apakah bahan produknya mudah rapuh? Mungkinkah bahannya perlu diperkuat agar lebih awet? Setelah pengujian, baru pertimbangkan untuk memulai produksi.

2.    Identifikasi Audiens

Mengidentifikasi audiens adalah salah satu langkah krusial dalam pengembangan produk. Berbagai pertanyaan seperti “Apa yang Kamu jual?”, “Siapa yang akan membeli?”, dan “Bagaimana Kamu menjangkau audiens tersebut?” harus di jawab dengan cermat.

Oleh karena itu, penting untuk mendefinisikan audiens sebaik dan sespesifik mungkin. Misal Kamu akan menjual sepatu kets berkualitas dengan desain yang unik dan campuran bahan suede, maka pertimbangkan beberapa kriteria khusus dari audiens yang cocok dengan produk tersebut, dimulai dari:

  • Rentang Usia: Usia remaja hingga dewasa berkisar 15 hingga 35 tahun.
  • Status Sosial Ekonomi: Bervariasi,  namun sebagian besar berasal dari keluarga menengah ke bawah yang mencari harga terjangkau namun tetap menawarkan produk berkualitas.
  • Tingkat Pendidikan: Memiliki tingkat pendidikan yang bervariasi, namun cenderung pada tingkat pendidikan yang rendah hingga menengah, dengan fokus pada fungsionalitas dan gaya daripada merek atau status sosial.
  • Hobi dan Minat: Individu yang aktif dalam aktivitas sehari-hari seperti olahraga ringan, arisan, atau aktivitas santai, yang membutuhkan sepatu yang nyaman dan bergaya.
  • Prasangka dan Opini: Lebih menyukai produk lokal yang menyampaikan nilai-nilai aksesibilitas, serta mendukung produk dengan harga terjangkau namun berkualitas untuk mendukung gaya hidup aktif dan dinamis.

Untuk menjangkau tipe audiens diatas, maka strategi pemasaran yang efektif dapat terdiri dari promosi di platform online, kolaborasi dengan influencer, berpartisipasi dalam acara komunitas seperti festival musik dan acara olahraga, membuat konten yang menginspirasi di media sosial yang sesuai dengan profil audiens, dan bermitra dengan toko-toko fashion lokal atau butik-butik yang menyediakan produk lokal.

Dengan bentuk pendekatan tersebut, Kamu bisa membangun hubungan yang kuat dengan para audiens sehingga dapat memperluas jangkauan produk. Maka langkah selanjutnya adalah membuat mereka untuk menggunakan dan menguji produkmu sehingga dapat memberikan masukan yang berguna.

3.    Lakukan Uji Pasar

Bawa produkmu ke sekelompok orang dan berikan mereka kesempatan untuk mencobanya, sambil meminta masukan. Hal ini dapat dilakukan secara informal, seperti memberikan beberapa pasang sepatu kepada teman dan anggota keluarga atau secara formal seperti mengadakan FGD dengan beberapa kelompok audiens yang berbeda.

Dari hasil uji pasar tersebut mereka mungkin akan memberi masukan apakah sepatumu nyaman atau memiliki desain yang menarik, dan hal-hal lain yang bisa menjadi masukan.

Cermati baik-baik berbagai masukan yang mereka berikan, seperti preferensi desain, kebutuhan kenyamanan atau saran untuk meningkatkan kualitas produk sehingga memungkinkanmu untuk meningkatkan produk sepatumu sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar.

4.    Upgrade Produk

Steve Jobs bukanlah seorang penemu terkenal, melainkan seorang penyempurna (tweaker) yang brilian. Produk terbaik biasanya tidak berawal dari lompatan besar, tapi dari perubahan kecil yang mengubah inovasi atau konsep bagus menjadi produk hebat yang bisa dijual. Gabungkan berbagai masukan tentang produkmu ke dalam penyesuaian dan segera upgrade untuk menjadikannya lebih baik.

Masukan yang Kamu terima mungkin saja tidak berisi ide-ide bagus untuk mengubah produk, tetapi Kamu dapat mencermatinya dan memunculkan ide terbaru. Misal, bagaimana membuat produk sepatumu menjadi lebih nyaman dengan beberapa ide baru yang terdiri dari:

  • Bahan baku yang lebih berkualitas: Gunakan bahan yang lebih lembut dan fleksibel yang tidak hanya membuat sepatu semakin mewah, tetapi juga meningkatkan kenyamanan pemakainya.
  • Desain sol dalam yang ergonomis: Kolaborasi dengan ahli ortopedi dalam mendesain sol dalam yang lebih ergonomis sehingga dapat memberikan suporting tambahan dan mengurangi tekanan pada kaki.
  • Sesuaikan bentuk sepatu: Berikan penyesuaian untuk membantu mengurangi titik tekanan yang tidak nyaman pada kaki termasuk penyesuaian pada area jari kaki yang sering mengalami gesekan atau tekanan.
  • Sistem ventilasi yang lebih baik: Menambahkan sistem ventilasi yang lebih baik berguna untuk memastikan aliran udara yang baik di dalam sepatu, membantu menjaga kaki tetap kering, dan mencegah kelembapan yang mengurangi kenyamanan.

Melalui kombinasi perubahan ini, Kamu dapat menyempurnakan sepatumu sehingga tidak hanya lebih nyaman, namun juga lebih diminati pelanggan. Dengan mendengarkan masukan dan terus melakukan perbaikan kecil dan penting, produkmu dapat berkembang seiring waktu.

Nah Sob, itulah tahap kedua dari ‘How to Develop a Product’. Mau tahu tahapan berikutnya? Nantikan artikel selanjutnya yang akan mengulas Developing Your Product.